Banyak orang beranggapan bahwa mendaki gunung adalah satu kegiatan yang asik untuk menghabiskan waktu senggang. Berpetualang di alam bebas bisa jadi menyenangkan. Memandangi hamparan sabana, menjelajah rimbun hutan, atau menaklukkan puncak gunung merupakan kesenangan bagi pemilik jiwa petualang. Ada yang menjadikannya sebagai sarana liburan, bahkan hobi.
Tidak sedikit anak muda yang latah atau ikut-ikutan naik gunung tanpa pengetahuan dan persiapan yang cukup, hanya sekadar ingin eksis dan dianggap keren oleh orang lain. Untuk sampai ke puncak gunung, pendaki wajib menakhlukkan beberapa jalur yang sulit bahkan mematikan, tak jarang pula ada kecelakaan di jalur yang ekstrim. Tersesat atau terpisah dari rombongan juga bukan hal yang tidak mungkin dialami oleh setiap pendaki. Namun, alam bebas bukanlah wahana yang mudah untuk ditaklukkan. Keadaan alam sangat sulit untuk diprediksi. Di satu waktu, alam bebas bisa sangat bersahabat, tapi juga sering berbahaya. Untuk itu, persiapan menjadi hal yang penting sebelum memutuskan untuk berpetualang ke alam bebas.
Meski telah mempersiapkan segala perlengkapan sebelum berpetualang, alam selalu menawarkan kejadian yang tidak terduga. Bahkan para petualang handal pun dapat tersesat ketika menjelajahi alam bebas. Betapa pentingnya skil bertahan hidup untuk mengantisipasi hal buruk saat berpetualang, yaitu tersesat. Berikut ada beberapa hal yang perlu dilakukan untuk bertahan hidup saat tersesat di gunung maupun alam bebas lainnya:
1. Tetap Bersikap Tenang
Jika kamu panik, panikmu tidak akan menyelesaikan masalah, bahkan
malah memperburuk keadaan. Untuk menguasai keadaan, diperlukan pikiran yang
jernih dan positif. Meski sulit, hal ini dapat membantu dalam menentukan
langkah apa yang harus dilakukan saat tersesat. Selain itu, lakukan beberapa
langkah sebagai berikut:
a. Susun rencana ke depan
b. Inventarisir persediaan yang ada
c. Tentukan hal-hal penting untuk mulai bertahan
hidup (persediaan air, tempat berteduh, sumber kehangatan)
d. Determinasi dan ketabahan kadang menjadi
penentu keselamatan saat tersesat
e. Hilangkan perasaan buruk
f. Tersesat mungkin menyebabkan putus asa, namun tetaplah fokus pada hal-hal penting untuk bertahan hidup.
2. Membuat Tempat Bernaung
Hal terpenting yang harus diperhatikan di alam bebas salah satunya adalah suhu udara. Kehilangan kehangatan pada badan dapat menyebabkan hipotermia, yang bisa memicu kematian. Tak jarang pendaki yang mengalam hipotermia. Di samping itu, terpapar sinar matahari yang panas secara langsung juga dapat membakar kulit, hingga dehidrasi.
Suhu tubuh yang optimal sangat diperlukan untuk menentukan kelangsungan hidup saat tersesat di alam bebas. Oleh karena itu, para petualang perlu membuat tempat bernaung saat bermalam di alam bebas. Berikut saran untuk membuat tempat bernaung saat tersesat di alam bebas:
a. Bila udara terlalu panas, galilah tanah beberapa sentimeter
terlebih dahulu hingga mencapai lapisan yang lebih dingin.
b. Buatlah rangka naungan sederhana. Cari sumber daya yang ada,
seperti pohon tumbang, atau sandarkan batang pohon ke bidang yang kokoh.
c. Susun ranting pohon untuk menutupi salah satu sisi. Atau,
apabila memungkinkan, tutupi kedua sisinya dengan menyusun ranting yang lebih
banyak. Usahakan untuk menyusun serapi dan serapat mungkin.
d. Tutupi rangka yang telah disusun
tadi dengan dedaunan. Semakin tebal dedaunan, semakin baik menahan hawa dingin.
Lakukan hal yang sama pada tanah bagian dalam sebagai alas.
Bersih Manusia dapat hidup selama beberapa minggu tanpa makanan. Namun, manusia hanya bisa bertahan hingga 4 hari tanpa minum. Oleh karena itu, air bersih merupakan sumber kehidupan bagi petualang yang tersesat. Air bersih dapat ditemukan pada sungai maupun danau di alam bebas. Temukan air, lalu rebus terlebih dahulu untuk membunuh bakteri yang terkandung di dalamnya. Akan tetapi, terkadang lokasi air minum sulit ditemukan oleh petualang yang tersesat. Berikut beberapa sumber air bersih lain yang layak untuk diminum:
a. Air hujan: tampung air hujan yang turun pada
wadah, lalu minum. Simpan pula untuk persediaan.
b. Air tanah: salah satu cara menemukan sumber air ialah dengan menggali tanah. Agar lebih mudah, cari tanaman seperti ekor kucing atau pohon kapas, lalu gali di sekitarnya. Dua tumbuhan tersebut biasanya mencirikan adanya sumber air tanah.
- Tanaman tertentu: beberapa tanaman seperti kaktus dan rumput menyimpan air di dalamnya. Remas batang tanaman tersebut untuk mengeluarkan airnya.
pict: m.solopos.com Selain untuk penerangan, api bisa membantu
menjaga suhu badan tetap hangat. Mulailah dengan mengumpulkan sulur atau jarum
pinus kering sebagai sumbu. Lalu, mengumpulkan berbagai ukuran kayu kering yang
ada, mulai dari yang besar hingga ranting-ranting kecil. Kemudian, ikuti
langkah berikut ini:
a. Susun kayu berukuran besar membentuk lingkaran
untuk menahan angin.
b. Buatlah kerangka berbentuk limasan di
dalamnya. Caranya, berdirikan balok kayu sebagai penyangga di tengah, lalu
susun kayu berukuran sedang di sekitarnya. Susun hingga rapat, namun sisakan
lubang untuk memasukkan sumbu.
c. Masukkan sumbu ke dalam limasan, lalu nyalakan
dengan korek api.
d. Saat api kecil sudah menyala, tiup sedikit
demi sedikit hingga nyala api sudah agak membesar. Lalu, masukkan lebih banyak
ranting atau rumput kering sebagai bahan bakar tambahan.
- Bila korek api tidak ada, gunakan kaca, lensa kamera. Fokuskan cahaya
pada sumbu hingga percikan api muncul. Setelah itu, lakukan langkah yang sama
seperti di atas.
. 5. Membuat Tombak Sederhana
Tombak sederhana dapat digunakan untuk berburu ikan. Selain itu, tombak juga bisa digunakan sebagai alat pertahanan
diri dari binatang liar. Buatlah dengan mengikuti langkah berikut ini:
a. Cari tongkat kayu
yang panjang dan lurus, dan usahakan kokoh serta tidak mudah patah
b. Belah ujungnya menjadi dua atau tiga
c. Jejalkan batu atau kayu pipih di sela-sela belahannya hingga
mantap
d. Tajamkan masing-masing bagian belahan dengan pisau atau batu
tajam.
Persiapan Penting Sebelum Menjelajah Alam Bebas
Mempersiapkan peralatan secara matang sebelum berpetualang dapat mempermudah keadaan. Selain itu, pengetahuan tentang bertahan hidup juga sangat penting, termasuk soal rute perjalanan, simpul-simpul, hingga hewan dan tumbuhan. Berbagai hal yang perlu dipersiapkan sebelum berpetualang di alam bebas akan dijelaskan dibawah:
Pertama
Persiapkan peralatan bertahan hidup di alam bebas yang paling dasar. Beberapa barang di bawah ini adalah peralatan berpetualang paling dasar yang sangat berguna saat tersesat.
-Senar parasut untuk mengikat peralatan perapian
-Pisau tajam yang kokoh
-Senar pancing
-Peluit
-Sarung tangan tebal dan syal
-Termos atau botol air minum.
Kedua
Jelajahi pengetahuan tentang tumbuhan. Kenali ciri tanaman yang bisa dimakan dan tumbuhan yang beracun. Selain itu, pelajari bagaimana cara tepat untuk mengonsumsi tumbuhan-tumbuhan di alam bebas. Di bawah ini merupakan ciri dan karakteristik tumbuhan yang sebaiknya dihindari karena kemungkinan beracun:
-Buah beri yang berwarna putih atau kuning
-Tumbuhan berduri
-Jamur-jamuran
-Tumbuhan yang terasa seperti sabun atau pahit
-Tanaman berdaun cerah atau berkilau
-Tumbuhan yang memiliki daun bertangkai tiga
-Bunga-bunga yang berbentuk payung
-Tanaman bergetah warna putih susu
-Tumbuhan beraroma almond.
Ketiga,
Ketahui pola geografis di dalam hutan. Hal ini
dapat membantu dalam menentukan tempat paling aman untuk membuat tempat
naungan.
Keempat,
Persiapkan segala hal, termasuk memberitahu
orang-orang terdekat tentang rencana berpetualang di alam bebas. Selain itu,
selalu melapor terlebih dahulu kepada penjaga hutan atau penjaga basecamp
pendakian untuk mengantisipasi hal terburuk.
Kelima,
Hal paling penting adalah jangan menyepelekan
alam. Selalu siaga terhadap segala kondisi yang mungkin akan terjadi, dan
usahakan jangan sampai kehilangan arah.
thanks infonyaa
BalasHapusthanks infonyaa
BalasHapuskeren infonya ����
BalasHapusGoodday, goodinfo..
BalasHapusgoodday cappucino satu bang
Hapuswaah gajadi pengen naik ke gunung huft
BalasHapusnaik ke pelaminan aja
HapusMakasi infonya, jadi pengen berenang
BalasHapuske gunung pas hujan badai boleh ga?
BalasHapusApakah kita pernah tersesat ?
BalasHapus